Gadis Terindah Dalam Hidup Yang Pernah Aku Impikan



Suasana tampak sepi di dalam aula kampus ada beberapa mahasiswa sedang asyik dengan kesibukanya masing-masing, ada yang sedang bermain Handphon, membaca, menulis dan beberapa kegiatan lainya termasuk bercanda dan tertawa, bukan malas atau membolos kulias tetapi disini menunggu perkulihan berikutnya.

Nampak disudut kiri terlihat seorang teman yang sedang menuju ke sebuah kamar mandi dan beberapa mahasiswa lainya sedang asyik menonton vidio singakt.

Memang akhir-akhir ini jam kosong seperti ini sering terjadi, karena banyaknya kesibukan dosen tidak bisa mengajar. Aku senang karena hari ini sedikit senggang waktu untuk mengobrol menghabiskan sedikit waktu di sela-sela ketegangan memang sih ini bukan waktu untuk rekreasi.

Satu persatu teman menuju ke luar karena ada merasa bosan dengan aktivitas ini, sekarang aku sedang sendiri disini dalam sebuah renungan sambil mengingat-ingat apa saja hal yang telah lalu. Pikiran pun tak menentu kesana kemari terombang-ambing.

Sampai terhenti pada seseorang yang telah lama tidak bertemu, entah sedang apa dia disana, yang pasti disini aku sedang merindukannya, ingat masa dulu beberapa bulan lalu seberum kami bersama di beberapa kesempatan aku sempat melihat wajah manisnya yang sedang tersenyum di teras rumahnya menggunakan baju kuning dan celana jeansnya khas denga rambut panjangnya.

Semula aku berfikir memilikinya hanya mimpi belaka, karena sejak aku mengenal pada pertama kali di sekolah menengah pertama kelas 2 kami pertama kali bertemu di lapangan voli, saat itu memang dia hobi bermain bola voli.

Sejak pertama kali itu awal cinta ku bersama dimulai. Aku mulai jatuh hati pada si gadis tetapi saat itu aku masih berusia 15 tahun dan tidak memiliki mental untuk menyatakan cinta kepadanya, setiap kali istirahat jam 9:30 aku selalu memperhatikan si gadis dengan sembunyi-sembunyi di balik pohon dan dinding kelas, Aktivitas keseharian saat waku jam istirahat di sekolah hanya ke kantin, sedangkan hari jumat olahraga bersama jadwal disekolah, dia selalu berada di lapangan voli.

Saat berpapasan pun tidak ada satu patah kata yang keluar dari mulutnya hanya senyum manis di bibir merahnya. Saat bersamaan hati ini terguncang setelah melihat senyum manisnya.

Beberapa jam, berlalu menjadi hari dan hari bertambah menjadi minggu serta mengakumulasi menjadi sebuah bulan dan genap menjadi 360 hari, tanpa terasa semua berlalu begitu cepat sampai akhirnya kenaikan kelas menuju kelas 3 SMP.

Sedangkan si gadis terpaut satu kelas di bawah ku, selama satu tahun itu juga kami belum terlalu saling kenal, dia selalu muncul hanya dalam mimpi ku karena bagi ku mimpi untuk dekat apalagi melikinya.

Aktivitas keseharian ku masih seperti satu tahun kemarin yaitu mengamati gerak-gerik sang pujaan hati, karena takut untuk mendekati secara terang-terangan. Aku sudah cukup senang dengan apa yang aku lakukan karena dengan seperti itu aku bisa melihatnya setiap hari meski dalam kejauhan.

Ingat hari itu Jumat tapi saya tidak ingat kapan tepat jam tanggal dan tahunya, si gadis menyapa ku dengan kata.

Si gadis : "Hai". . . .
Aku : "hanya bisa terdiam seribu bahasa"

Itu kali pertama si gadis menyapa ku dengan sengaja dan langsung, tak sanggup aku melihat senyum manis dan gerakan bibir lembut mengcapkan kata itu. Beberapa hari dia selalu ada dalam mimpi ku dan terus membayangi kehidupan ku lebih dari dua tahun lamanya.

Setelah lanjut ke Sekolah menengah atas aku tidak lagi bisa melihatnya karena saat itu dia masih kelas 3 SMP. Keseharian disekolah SMA terasa sepi tanpa ada bayanganya, Aku menarik sebuah kesimpulan bahwa memang benar dia hanya bisa menjadi mimpi dalam setiap kehidupan ku.

Harapan untuk bertemu dengan si gadis semakin mustahil beberapa waktu yang berbeda tidak akan bisa  mempertemukan. Selama satu tahun itu aku terus berusaha untuk mencari nomor hape si gadis, tetapi usaha yang sama itu kandas karana aku tidak pernah bertemunya lagi. Di semester pertama akhir semeste aku memutuskan untuk melupakan si gadis itu sambil menangis aku berkata dengan tegar biarlah kau akan menjadi Gadis terindah dalam hidup  yang pernah aku impikan.

Sejak itu kami tidak pernah bertmu lagi, dan entah bagaimana keadaanya sekarang, terakhir aku melihatnya sebelum aku kuliah pada semester 5 kemarin, kami sempat  mengobrol dan si gadis tampak terlihat semakin cantik setelah tamat sekolah, di sela-sela waktu iu ada yang sedikit berubah dari kami berdua, karena sekarang aku memanggil si gadis cantik itu dengan panggilan SAYANG.

No comments:

Post a Comment